Bermain sepak bola ataupun futsal tentunya adalah
olahraga kegemaran kaum laki, namun tak jarang juga para wanita juga gemar
melakukannya. Sepak bola merupakan olahraga yang sangat popular, mulai anak
kecil, dewasa dan orang tua pun menyukainya. Di sini ada sebuah cerita, aku dan
teman-temanku tak jarang sering menyempatkan waktu luang untuk bermain olahraga sepak, khususnya
bermain futsal di sore hari. Cukup
menghibur sih serta menyenangkan untuk sekedar mengisi waktu kami di sore hari
dengan bermain futsal, meski lapangan tempat main kami sangat kurang memadai. Heuheuheu,,,,,,,
!!!!! mari kita simak cerita nya.
Awal kisah ( Ngopi dirumahnya NUR
“Paluh/Anzazke”)
Hari ini keadaan cuaca panas dan terik sekali, jam
menunjukan pukul 13.30 WIB, jam setengah dua siang. Kebanyakan oran-orang pada
baru aja pulang kerja dan menikmati waktu istirahat di rumah. Siang yang terik
dan panas itu aku sedang dirumah, nonton televisi di kamar acaranya Laptop Si
Unyil, heuheuheu. Enak kali ya panas – panas gini ngopi atau minum es sambil
nongkrong di suatu tempat “pikirku dalam hati” saat itu tercetus secara
tiba-tiba. Saat yang bersamaan ku lihat status di BBM, ternyata statusnya kak
Dedy lagi ngekopi di tempatnya Paluh, waahhh tepat sekali nih batinku, mungkin
di sana ada banyak lagi teman-teman yang lagi ngongkrong dan ngopi di sana.
Bergegas ku sms temanku Dwi “Ewer” inginku mengajaknya
sekalian kesana sambil barengan berangkat. “Ngopi yuk, di Paluh” bunyi sms ku
kepadanya. Selang beberapa kemudian hapeku berbunyi, aahhh mungkin sms balesan
dari Ewer, dan ternyata benar juga pintaku. “Aku sudah di posisi lohh ndang
mrene aja”, tulisan smsan darinya. Heemmm ternyata teman-teman semua sudah pada
nongkrong dirumah Paluh. Bergegas ku cuci muka ganti baju dan nyalain sepedah
motor kemudian langsung cabut ke rumah paluh. Beberapa menit kemudian sampailah
ku dirumah Paluh, tampak ramai sekali di sini, banyak sekali sepeda motor yang
diparkir di depan rumah Paluh. Yupp, jarak rumahku kerumah Paluh memang tidak
terlau jauh, sekitar satu kiloan saja mungkin jika di ukur, sehingga tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk sampai kerumahnya.
Sesampainya disana langsung masuk kerumah Paluh, waahh
ternyata ramai sekali suasana kali ini dirumah Paluh semuanya pada ngumpul jadi
satu, tumben sekali batinku. Yaapp biasanya jarang sekali semua pada ngumpul
jadi satu kayak gini dirumah Paluh, karena tau sendiri teman-teman beda profesi
dan jurusannya, ada juga yang jadi bapak kost. Ku sapa pertama kali Hawri “Gambir” tampak berbungah sekali wajahnya kulihat
kali ini. “Piye arya” sahutnya padaku, hehehe sambil ketawa riang, hawri
“gambir” emang orang suka ketawaan dan senyum simpul, cclliiinngg. Ku itung
satu, dua, tiga, empat, lima, enam sampai berapa itu ada banyak sekali. Ku
perhatikan ada Dwi “ewer” Hawrei “gambir” Rizky “jiebril” Ranu “bajul” Benni
“Baunk” Kak Dedy “adeb” Angga “trlala” Pepen “peni” Apipul ”ruwaw” Sandi “pas
band” Mas Rendi “Ondel” si Eko “Ucok”
yang kata Paluh mirip dengan vokalis Last Cild, Yuli “gadul” serta Agus
“Poniman” dan Miki “Plentes”.
Benar kataku, ramai sekali suasana di rumah Paluh kali
ini, semua unsur pemain pada ngumpul, mulai dari pemain reyog, pemain bola, dan
pemain PS antar kampung . Semua pada sibuk dengan kerjaannya masing-masing,
kulihat semua pada ngomongin hal ini dan itu. Yang pasti lagi menjadi fokus
perhatian ya yang lagi maen PS’an tuh, yang tersedia ada dua tv dan dua mesin
PS. “Di liga yuk di liga” sambil memegang stick ps di depan tv, kata Kak Dedy
yang abis pulang dari Kota Surabaya, tampak semangat sekali ketemu teman-teman
lamanya dirumah kali ini. Kak Dedy tampaknya ingin memulai lagi acara PS’an
kali ini, yang mengikutkan semua peserta yang ikut ngopi dirumah paluh. Gayung pun
bersambut, mendengar ucapan dari kak Dedy itupun Dwi “Ewer” langsung aja
memegang stick yang satunya lagi seakan menyanggupi tantangan Kak Dedy. Lanjut
pemograman pemain dan TIM masing-masing sudah menentukan pilihannya
sendiri-sendiri termasuk Apip “Ruwaw” yang memakai FC Barcelona.
Hheemmmm, pasti lama sekali ya nih maen PS’annya entar
sekian banyak orang kalau pada maen semua. Yupp, aku mah cumin ngekopi ajah
atau sekedar minum es teh anget, karena jarang sekali maen PS’an karena tak ada
yang mengajakku maen, heuheuheu. Di saat semua teman-teman pada sibuk maen
PS’an dengan formasi di Liga dan Cup, dengan santai Hawrei “gambir sedang jahit
sepatu. Yup itu sepatu miliknya si empunya Rumah Nur “Paluh”, yang sedikit
robek akibat tendangan firstime futsal kemaren sore. “Wes dadi pow urung mbir
kok suwi emen” celetuk Paluh kepada gambir yang dari tadi kegiatannya cuman
ngemasukin jarum ama benang jahit ke sepatu, semacam kerja sampingan. Waktu pun
berlalu, ternyata sekarang denting jam kulihat sudah jam 3 sore, semua masih
pada asyik ngeps’an. Tiba-tiba terdengar suara yang keras sekali
“Ggooooolllllllllllll………………” yang sedikit memekingnya suara telingaku sakig
kerasnya. Hemmm itu suara dari Ranu “bajul” yang habis ngegolin dan lawan
maennya Mas Rendi “Ondel” yang dibantai dengan skor 1-0 aja.
Di sudut lain ada yang diem, ngelihat televisi, nyruput
kopi dan duduk saling berjejer, termasuk Angga “tralala” Benni “Baunk” Eko
“Ucok/Vokalist Lastcild” Yuli “gadul” mereka sedang asik juga dengan hapenya
masing-masing. Di sisi lain Agus “Poniman” dan Pepen “peni” sedang asyik gambar
di atas kertas, kalau Pepen “peni” orangnya emang agak kreatif dan suka
menggambar, hasilnya pun bagus kok. Kalau ada sedikit kesalahan atau lepas control
kadang suka diteriakin “yang laki yang laki” oleh poniman,
biar kami selalu focus. Meskipun kami semua pada ngomongin tentang semua hal
ngalor dan ngidul, tapi semua kompak ngomongin satu hal yaitu FUTSAL. Benar sekali futsal di sore
hari, kami sering sekali memainkannya di waktu senggang utamanya di sore hari
sehabis shalat Ashar.
Tak lama berselang suara Adzan Ashar pun terdengar, itu
pertanda kalau jam menunjukan sudah jam 4 sore lebih, wahh mesti segera
bergegas pulang dan bersiap maen futsal nih, batinku. Benar saja, semua pada
siap-siap mau pulang kerumah masing-masing, Kak Dedy, Ewer, Ranu dan yang lain
membayar bon PS mereka dulu sebelum pulang, sementara yang lain ngebayar kopi
dan the anget masing-masing. “Langsung merapat low ko gek lali ae” kata Hawrei
‘gambir” pada semua yang ada di situ sebelum pulang, semacam mengingatkan
supaya siap-siap futsal maksudnya. “Hemmmm, jemput aku ya peni” pinta Apip pada
pepen supaya menjemputnya dirumah waktu berangkat futsal nanti. “Yoommm” jawab
Pepen pada apip, secara singkat jelas dan padat.
Yang lain juga pada ngikut pulang Benni, poniman,
Eko/ucok juga ikut bergegas pulang. Aku pun lekas nancepin batang kunci ke
sepedah, dan langsung pulang meuju ke rumah.
JAM 16.25 WIB
Waktu sudah menunjukan hampir
jam setengah lima sore, ini time is the futsal sama teman-temanku. Asal tau
saja dan sekilas info yang perlu diketahui, tempat futsal kami ini sebenarnya sangat
kurang memadai dan rawan terjadinya sebuah bencana. Banyak bagian-bagian
ataupun sudut yang berlubang yang berbahaya jika terjatuh atau terpeleset, tak
jarang beberapa dari kami ada yang sampai terluka keluar darah oleh itu. Yang
lebih ekstrem lagi yaitu di setiap masing-masing sudut di tembok terdapat
kaca-kaca kelas yang berhadapan langsung dengan lapangan futsal ini, heemmmm
itu semakin tambah ngeri, buktinya semenjak futsal sampai sekarang ini, yang ku
lihat sudah Kak Ranu sama Agus “Poniman” yang sudah mecahin tu kaca kelas,
akibat tendangan yang enggak shoot on target, besoknya terpaksa deh ganti tu
kaca, heuheuheu.
Kadang aku dan teman-temanku juga mesti urunan atau
patungan 5-10 ribuan buat beli bola futsal dikarenakan bola yang kami pakai
untuk bermain futsal sering sekali rusak dan bolong serta sobek setelah
beberapa dipakai. Itu dikarenakan tempat kami futsal bukan lapangan indoor yang
pakai rumnput sintetis tapi lapangan untuk upacara hari Senin di sekolah,
derita oohh derita. Meskipun kadang kala susah ngejalaninnya tapi kami semua berusaha
tetap enjoy olah fisiknya futsalnya, meskipun dengan hati yang berdebar-debar.
Langung ku menuju kerumah
si Dwi “Ewer”, seperti biasa mampir dulu berangkat bersama ke lapangan
futsalnya. Tampak sekilas di gang sebelah utara rumah Ewer, Nur “Paluh” tampak
sudah necis dengan seragam dan sepatu futsalnya nampak baru, bebarengan dengan
itu si Pepen “Peni” tampak juga terlihat masih nunggu di depan rumah Apip
“Ruwaw” keluar dari persembunyiannya, mungkin Apip masih ngecuci muka di dalam.
Aku kemudian dengan santai nungguin si Ewer di depan rumahnya dulu, sambil
nunggu juga si Sindhu Ihsan datang yang katanya juga mau mampir kesini. Tak
lama kemudian si Nur “Anzazke” lewat, sambil gleyer tampak sedikit tajam
sorotan matanya padaku. Kemudian beberapa menit kemudian Pepen “peni” sama Apip
sudah lewat juga, sambil berkata “ayo mangkat” sahutnya sambil di bonceng Pepen
kepadaku. “Oke sik nunggu Ewer iki tah”
jawabku padanya. Mereka pun segera bergegas ke lapangan futsal, yang
kemudian Ewer pun keluar dari rumah dan sudah siap, berangkatlah kami juga
kelapangan.
Dalam hatiku pasti yang
sudah merapat di sudut lapangan kecil itu sudah banyak sekali, mungkin ada
sekitar 15 sampai 20 anak, itu kalau pas rame. Kadang lapangan futsal kami
tampak sangat sepi, yang hadir hanya genap 5 orang saja itu juga pernah. Dua
menit kemudian berselang aku dan Ewer sudah nyampek di posisi, tampak sepedah
motor yang sudah datang dan tertata di plataran sekolah sudah banyak sekali.
Waahhhhh ………..!!!!!!!!! benar saja di hari yang cerah jam setengah lima sore
ini peserta futsal yang datang banyak sekali ternyata ku hitung dengan sepuluh
jariku tak cukup, mungkin ada sekitar 20’an anak yang datang.
Pas aku datang ternyata
kick off pertama baru dimulai, di sebelah timur kipernya kentung dan yang barat
si Nur “Anzazke” ternyata, kulihat yang lagi ngantri juga banyak. Tampak yang
lagi ngantri ada poniman, mas rendi, kipli, angga “wawan” tejo, aku dan ewer
sindhu ihsan juga ada. Yang lain maen duluan, seperti Benni, apip, pepen, Kak
ranu, kak Dedy, joko “uuk”, dita “demang” dan terselip satu pemain berposisi
sebagai bek tengah yaitu Hawrei Gambir, yang belakangan ini dapet julukan Ozil,
karena baru beli T-shirt Meriam London Arsenal lengan panjang.
Yuuhhuuu,,,,,,, pertandingan
sudah berjalan sekitar lima menitan, tempo masih sedang-sedang saja, karena
baru mulai dan belum on fire dan kuperhatikan jalannya pertandingan sembari
ngobrol dengan teman yang lain dipinggir lapangan sambil nunggu waktunya main.
Yang paling nyebelin adalah kebiasaannya kalau nunggu maen yang sangat lama,
kemudian maen turun ke lapangan biasanya gak sampai beberapa menit udah
kemasukan gol, dan yang paling susah belum pegang bola sudah ganti pemain. Beberapa
saat tempo semakin meningkat dengan adanya tending keras Benni dari belakang,
si Benni emang suka tendangan keras yang kenceng pula yang selalu shoot on
target dan tak jarang masuk ke gawang yang kadang juga membikin wel, wel, wel
si penjaga gawang itu, biasanya si angga “wawan” yang jadi sasaran tembak.
Tapi kali ini Anzazke dapet mengantisipasi tendangan
Benni, meskipun dengan susah payah. “Hooee paluh, paluh” teriak Apip pada paluh
yang langsung meminta umpan bola kedepan. Paluh umpan langsung kedepan, control
dada oleh Apip, kemudian satu control kaki, kak dedy meminta bola pada Apip “umpan
pip tengah” teriak kenceng kak Dedy yang sudah menunggu umpan dari Apip. Tapi
Apip masih menggocek bola yang di hadang Joko “Uuk”, bola pun kena uuk.
“Lama-lama pip” teriak kak Dedy lagi. Giring ke depan, ada serangan balik, uuk
umpan ke Benni dan tendang keras kearah sebelah kiri, paluh tak dapat antisipasi
dan gggooolllllllll …………………………….
Akhirnya gol yang ku tunggu-tunggu datang juga akhirnya, dan
bersiap masuk lapangan maen menu dengan tim yang menang. Sembari masuk dalam lapangan
terdengar suara motivasi yang begitu khas dan penuh semangat dari poniman “Hhoooeeeee
yang laki yang laki”, aku dan teman-teman waktu itu begitu paham maksud
dan tujuan poniman, tapi kadang aku berfikir penuh, padahal kami semua yang
nge-game futsal sudah pada laki semua, masih aja teriak yang laki yang laki,
heuheuheu. Aku se tim sama poniman, ewer, mas Rendi dan kipernya si Tejo. “Arya
depan yang laki” sahut lirih mas Rendi sembari umpan bola ke pada ewer. Permainan
kembali dimulai sesaat, yang kali ini tampak lebih seru dan bersemangat, di
sisi lain ku lihat Hawrei Gambir tampak sudah bercucuran keringat.
Kali ini tim ku lumayan kuat di setiap lini, apalagi tejo
yang cukup berani sebagain penjaga gawang. Bola masih di giring ewer, lalu beri
ke poniman, gocek bola gocek gocek sering poniman lakukan jika memegang bola.
Aku sudah menunggu
di depan, bola masih tampak berkutat di belakang saja, menunggu-nunggu irama
permainan yang pas dan umpan satu dua, satu dangan yang lainnya. “Umpan depan
man” teriak mas Rendi pada poniman, tak lama kemudian bola lambung atas di
umpankan ke depan, dan itu tertuju kepadaku. Ku berlari semabri melihat bola, lalu
jatuh di pahaku, ku keberikan pada ewer yang sudah menunggu di samping sambil
berlari lalu shoot dengan kaki kiri dan ternyata tidak gol, bola masih melambung
ke atas.
Setelah dua kali tim yang main, kali ini permainan tampak
a lot dan seimbang, permainan pun berjalan lama dan saling serang timur dan ke
barat, sesekali melakukan shoot on target, tetapi masih melambung. Gentian juga
tim Benni dan Hawrei gambir yang lakukan penyerangan tapi di sisi penjaga
gawang si tejo masih tampak sigap menjawa gawang dari kebobolan. Hheemmmmmm……..!!!!!!
di pinggir lapangan ku lihat kak Ranu dan Kak Dedy tamapk bête nungguin giliran
maen manu kembali, karena masih nunggu salah satu tim kebobolan lagi gawangnya.
Waktu sudah berjalan sekitar 15 menit, terlihat tampak di
ujung barat langit sudah semakin menguning, itu pertanda waktu sudah semakin sore
menjelang petang dan mau magrib. Aku dan satu tim ku kelihatan sudah tampak
semangat tapi belum juga ngegolin, di sisi lain Hawrei gambir masih nyantai
saja. Tak lama berselang akhirnya gol kembali, kali ini Agus Poniman yang
ngegolin, yang akhirnya sudahi akhir puasa cetak gol kurang lebih satu hari. Kami
pun sejenak menghela nafas panjang sembari nungguin tim pngganti masuk ke
lapangan. Waktu tambah semakin sore dan semakin petang saja, mungkin sebentar
lagi adzan magrib terdengar berkumandang.
Dari sekian semua temen-temenku yang main nge-game futsal
di sini, ada salah satu pemain naturalisasi yang cukup menyita banyak perhatian
kami semua pihak dan pihak promotor akhir-akhir ini. Heuheuheu, dia bernama
Asrori “kippit”. Dia merupakan pemain transferan baru dalam futsal di sekolah ini,
tapi permainannya cukup menyita perhatian banget dan tak jarang banyak juga
yang nungguin aksinya bermain mengolah si kulit bundar. Aku agak heran sih sebenarnya,
sampai terakhir aku ngetik dan nulis naskah ini sampai terbitin ni artikel aku
belum nemuin dan gak tau siapa yang memberi julukan “kippit” tersebut, begitu
saja terngiang terdengar dari mulut ke mulut sampai sekarang, whehehehe……!!!!!
Pertandingan demi pertandingan futsal rutin tiap hari
kami lakukan menjelang sore hari, itu sebagaian dari kegiatan aku dan
teman-teman tongkrongan ngopi lakuin ya kalau pas gak ada kegiatan, sembari
mengolah fisik tubuh dan berolahraga biar sehat. Seperti pada sore hari ini,
kami sudah sering sekali maininnya laga-laga kandang, tak jarang sesekali kami
juga nglakuin laga tandang daerah seberang sono. Sore ini nampaknya cukup
bermain futsalnya seiring dengan suara adzan yang sudah terdengar berkumandang,
kami semua pun lekas menyudahi futsal sore hari ini. Bergegas nyamperin sepedah
motor masing-masing, ada yang sendirian dan berboncengan.
Lelah memang terasa, tampak semua berkeringat dan
membasuh cucuran air di muka, tapi semua itu seakan lunas terbayarkan akan permainan
futsal di sore hari ini, senang dan suka bersama-sama teman semuanya. Kamipun
pun menyudahi futsal kala sore itu, semuanya pada pulang kerumah masing-masing,
tapi untuk kami selalu tak lupa sembari pulang go home selalu nyempetin nge es
the dulu di angkringannya Pak. Badio Hex. Sambil melepas lelah minum es the itu
segerrrr sekali gan. Selesai sudah cerita futsal kali ini, ketemu lagi cerita
berikutnya.
SALAM YANG LAKIK.
0 komentar:
Posting Komentar