Ini tulisan gue kedua tentang futsal setelah tulisan yang
pertama sob, udah pernah ditulis, karena kami pindah maen menu di Stadium yang baru,
maka ada ulasan ceritanya sedikit, biar keren. Pada tulisan artikel yang
pertama udah pernah gue tulis tentang suka dan duka saya dan teman-teman futsal
di sore hari di smp negeri 1 waktu itu. Banyak susahnya sih sebenarnya, karena
halangan dan rintangan lumayan banyak sob, selain kadang bermasalah dengan izin
operasional main futsal sama penjaga sekolah tersebut, kadang shoot on target
kami pas futsal gak ngenai sasaran gawang, kadang mengenai sasaran kaca jendela
sekolah di belakang gawang sob, heuheuheu.
Dan itu terbukti, udah dua kali teman ane gak shoot on
target ke gawang, tapi shoot on target ke kaca jendela sekolah hemmmm………!!!!!!
pada futsal yang #part #1 Agus poniman yang udah mecahin dan terpaksa ganti tu
kaca esok harinya. Nah yang sekarang ini agak beda sob, kami mempunyai wajah
baru lapangan futsal kami, dan cukup memadai dari lapangan yang pertama, dan
letaknya pun strategis low, kata teman-teman lapangan futsal kami terletak di
sport center kecamatan, karena di sampingnya ada dua buah lapangan bola voli.
Tak sama dengan yang lama, di futsal kali ini para pesertanya
cukup banyak sob, kadang pas waktu sore aku hitung sampai 30 anak yang main,
bayangin aja sendiri yang ngantre mau futsal. maklum karena lapangan baru, dan
cat nya masih cukup gres. Langsung aja yuk ke cerita kami futsal di lapangan
baru.
Pas mau ngopi ke Loji.
Siang hari itu keadaan cuaca panas dan terik sekali, jam
menunjukan sekitar pukul 14.30 WIB, jam setengah tiga siang. Aku sudah berada
dirumah temanku yaitu si Ewer, untuk bersiap-siap ngopi ke perempatan loji
sana, ternyata bareng si Apipa juga rupanya. Tak berselang lama kami bertiga
pun bergegas berangkat ke tempat kami ngopi tadi, lewat depan kecamatn donk
tentunya. Heemmm, ternyata ada yang beda kali ini, ada beberapa bapak-bapak
tukang pekerja yang sedang kelihatan sibuk sekali di depan kecamatan sedang
ngukurin luas tanah di depannya tiang bendera. Sebagian lapangan itu berumput
tapi sebagian juga ada yang campur dengan bebatuan kecil di sekitarnya.
Aku langsung celetuk gitu aja nih sama si Ewer, “wahh
kelihatannya mau di buat lapangan futsal ki” ku mulai obrolan pendek pada Ewer,
tapi Apipa juga ikut nyeletuk dari samping, “Lapangan futsal iki cah”. Waahh,,,,
yang bener nih ungkapku dalam hati, bapak-bapak yang disana itu tadi sedang
ngerjain proyek buat lapangan futsal. Dan tak lama berselang kamipun tiba di
lokasi tempat kami ngumpul untuk ngopi tadi, ternyata di sana sudah banyak yang
nyeduh kopi hitam sejak beberapa menit yang lalu nih, dan langsung kami bertiga
ikut gabung mereka dan ambil tempat duduk.
Suasananya rame, karena cuaca siang itu cukup terik dan
lagi gak ada kegiatan sebagian dari teman-temanku mereka menyempatkan diri
untuk sekedar ngopi. Ada Nur “anzazke”, Benni, Hari ”Gambir”, Ranu “Al”, Sindhu
“SID” Agus “Poniman”, Pepen “Peni”, Mas Dwi, Kak Dedi “Adeb”, dan dipojokan juga
nampak si Sam 26 sedang asik memainkan hapenya. Dan yang lain bentar lagi juga
menyusul, hemm.
Langsung aja topik pembahasan kami waktu itu mengarah
kepada para tukang pekerja yang ada di depan kecamatan tadi. Yapp, mungkin
perkiraan awal kami mungkin betul, tu lahan lapangan rumput kecil mau dibuat
lapangan futsal yang baru. Kami pun
langsung ramai membahas kira-kira akan jadi seperti apa nanti tipe lapangan
futsal itu jika bener-bener jadi dibuat. Heemmm……… asik kelihatannya jika kami
pulang lapangan baru sendiri dan berada di pusat kota, dan tak perlu terkendala
izin operasionalnya pula. “Kulihat dari kejauhan nampak Agus “poniman”
senyum-senyum sendiri entah apa yang ada dalam pikirannya, mungkin lagi dapat
rejeki, huehuehue.
Tak lama berselang jam pun sudah menunjukan jam setengah
4 sore, bentar dan masih ada waktu kira-kira satu jam lagi buat kami maen menu
di lapangan smp 1. Tiba-tiba terdengar obrolan kecil dari ujung nampak si Nur
“Paluh” memulia obrolan tersebut, “Ayo pulang kerumahku aja, ngobrolin di sana
rek, biar lebih enjoy, sahutnya. Dibales oleh Mas Rendi “ayo-ayo kerumahnya
Paluh aja”. Yupp dalam sekejap kami semua pun bergegas meluncur kerumahnya
paluh, tapi sebagian ada yang pulang kerumahnya. Selain dirumah Paluh buat
kumpul teman-teman, di sana juga sering mainin Playstation, main Catur, yup
memang mengasyikan dirumahnya Nur “Plauh”.
Benar kataku, ramai sekali suasana di rumah Paluh kali
ini, semua teman-teman dari unsur pemain pada ngumpul, mulai dari pemain bola
sepak, pemain futsal, pemain reyog dan pemain PS antar kampung . Semua pada
sibuk dengan kerjaannya masing-masing, kulihat semua pada ngomongin hal ini dan
itu. Yang pasti lagi menjadi fokus perhatian ya yang lagi maen PS’an tuh, yang
tersedia ada dua tv dan dua mesin PS. Dan juga ngobrolin tentang futsal yang
gak ada habisnya. Yupp, memang dalam benak kami terbesit jika seandainya
lapangan baru itu jadi, kami berniat ngadain acara Turnamen Futsal. Biar tambah
rame dan semua orang pada tau yang namanya olahraga futsal itu sebenarnya juga
bisa mengasyikan untuk dimainkan.
Di sudut lain ada yang diem, ngelihat televisi, nyruput
kopi dan duduk saling berjejer, termasuk Angga “tralala” Benni “Baunk” Yuli
“gadul” mereka sedang asik juga dengan hapenya masing-masing. Di sisi lain
Pepen “peni” sedang asyik gambar di atas kertas, kalau Pepen “peni” orangnya
emang agak kreatif dan suka menggambar, hasilnya pun bagus kok dan di depan
teras rumah ada Dwi “Ewer” sama Wawur sedang mainin Catur, mereka berdua tampak
lebih serius dari yang lian. Kalau ada sedikit kesalahan atau lepas control
kadang suka diteriakin “yang laki yang laki” oleh Hari
“Gambir”, biar kami selalu focus.
Jam sudah menunjukan kurang
dikit ke jam setengah lima sore nih, hemmm, tampaknya teman-teman juga sudah
bersiap mau pulang kerumah masing-masing, ambil sepatu dan berangkat futsal. Aku
pun juga lekas bergegas untuk pulang dan bersiap-siap buat futsal sore hari
dengan teman-teman ku.
Udah cukup lama juga sih
kami futsal di lapangan sekolahan itu, kami merasa kadang gak bisa selepas
pemain futsal biasanya karena di belakang gawang ada kaca jendela sekolahan.
Yappp serambi beberapa hari kedepan sampai beberapa minggu lamanya mungkin kami
fusal di tempat biasa itu, dari hari ke hari kamipun senantiasa menunggu
lapangan futsal di depan kecamatan itu jadi dan bisa dipakai untuk futsal
bersama. Minggu pertama pondasi lapangan futsal udah kelihatan jadi brow,
bentuk lapangan yang tadinya biasa-biasa aja sekarang udah kelihat seperti
lapangan futsal, berbentuk kotak panjang. Nah beberapa hari berselang minggu
kedua bentuk lapangan awal udah jadi, muka atas lapangan udah diberi pelapis
halus dari semen, nampak wajah lapangan futsal itu semakin menggoda kaki-kaki
kecil kami untuk segera berpijak dengan si kulit bundar di atasnya, tapi kami
masih dengan sabar menunggu.
Kurang lebihnya lah sob
sekitar satu bulanan akhirnya lapangan udah jadi sempurna dari semua sisi,
nampak lebih istimewa lagi cat yang menghiasi setiap sudut lapangan itu sungguh
kelihatan manis, ditambah lagi dua buah gawang yang baru juga udeh pada nangkring
nih di masing sisi lapangan, hehehe. Yuhhuuu,,,, akhirnya setelah beberapa hari
itu lapangan udah jadi dan diresmikan oleh pihak yang mengurusi izin berdirinya
tu lapangan, akhirnya deh kami mulai futsal di lapangan baru tersebut dab!
Permukaan lapangan yang lebih halus, cat yang masih baru, dan kedua gawang yang
masih tampak menawan sudah kami pandang setiap sore kali ini. Karena dengan
lapangan yang baru ini para pemain juga banyak yang berdatangan silih berganti,
sekedar melihat ataupun juga juga ikut bermain futsal tentunya.
Sehabis maen menu futsal memang lelah sih kadang memang
terasa, berkeringat menetes membasuh cucuran air di muka, tapi semua lunas
terbayarkan akan permainan futsal di sore hari ini, senang dan suka
bersama-sama teman semuanya. Selesai sudah cerita futsal kali ini, ketemu lagi
cerita berikutnya.
SALAM YANG LAKIK. Fight fight