KANGEN
EMAK WAKTU GUE MASIH SD
Malam itu jam menandakan 20.00
listrik dirumahku mati. Keadaan gelap gulita tak ada penerangan sama sekali,
padahal ini jam waktu gue masih belajar dan mengerjakan tugas dari sekolah di
dalam kamar. Aku sangat sebel dan tidak suka sekali keadaan seperti ini karena
merusak moodku untuk belajar malam itu. Buku tulis, pena dan peratalan
belajarku pun aku letakkan sebentar. Ayah pun begitu yang sejak tadi duduk di
sofa sedang bincang-bincang dengan teman kerjanya, tampak ridak suka dengan
keadaan ini. Kemudian terdengar suara pintu terbuka dari ruang belakang, “kkkrrrkkkk” dengan tampak sebuah lampu
terang menghampiri bersamaan suara itu. Aku menanti-nanti sambil melihat kearah
suara bunyi dan lampu terang itu. Oohh ternyata ibuk ku yang tampak menghampiri
anaknya yang sedang belajar dengan membawa sebuah lilin kecil kearah ku. Setelah
menaruh satu lilin di ruang tamu tempat ayah sedang bercengkrama dengan teman
kerjanya.
Ibukku lalu berkata “ini
nak lilinnya biar terang” sambil tersenyum kearahku, akupun tersenyum simpul
sambil membalas ucapan ibuk “makasih ya buk lilinnya”. Kemudian akupun
meneruskan belajarku meskipun dengan sebuah lilin kecil, agar cepat selesai
semua, karena aku sudah lelah sekali malam itu. Sudah lama aku berjibaku di
tempat meja berukuran kecil berbentuk segi empat ini. Tampak buku-buku
berserakan dimana –mana, penghapus dan pensil, serta tas sekolah yang jauh
terpisah, namanya juga masih anak sd, paling suka yang berantakan. Yaaa… !!!!
sekarang ini aku baru kelas 4 sd. Dan banyak sekali yang ingin aku kerjakan,
belajar dan bermain tentunya. Lebih banyak bermainnya sih, hehehe. “Kalau sudah
malam istirahat dulu, jangan diterusin belajarnya” tiba-tiba terdengar suara
ibukku kepadaku sambil berjalan ke arahaku di sela-selaku belajar. “Dilanjut
besok saja belajarnya” sahut ayah dari ruang tamu tadi.
Ternyata ibuk dari tadi
mengamati dan melihat apa yang sedang aku kerjakan di dalam kamar, lalu dia
duduk disamping meja belajarku yang kecil dan tampak mengamati lagi apa yang
sedang aku kerjakan di dalam kamar. “Iya buk, ini tinggal dikit kok, canggung
kalau di tinggal”, sambil kalem melihat buku tulisku. Ibukku kemudian tampak
tersenyum lagi, serta kali ini lebih lebar dengan raut muka begitu merona, kemudian
mendekat kesampingku sambil tangan kanannya mengelus-ngelus kepalaku. Aku
berfikir waktu itu ibu pasti senang sekali melihatku anaknya waktu itu, walau
lampu mati, tapi tetap belajar dengan giat dengan obor penerangan lilin saja.
Yaaa,,, tentu saja aku
berfikir seperti itu maklum masih sd, masih kecil jadi berfikir masih sebatas
apa yang aku lihat saja. Hehehe, aku sambil tersenyum-senyum sendiri melihat coretan
pensil di buku tulisku. Kemudian ibu
berucap kembali “tidurnya jangan malam-malam. ayo cepat tidur sana”. Sambil
berkata ibuk meraih pensil yang kupegang dan buku di hadapanku. Kemudian
menyuruhku mencuci muka dan kaki. Akupun beranjak dari tempat belajarku
kemudian bergegas berlali cepat mencuci kaki dan tanganku, setelah selesai aku
langsung kembali ke kamar. Tampak kamar sudah bersih dan rapi, ya memang
begitulah belajarku, selalu ibu yang beresin semua peralatan dan tas sekolah,
tiap hari ngerepotin ibuk melulu. Ibuk kemudian masuk ke kamar lagi, aku tau
lagi pasti mau ngucapin med bobok malam kepada anak satu-satunya ini, setelah
itu ibuk pun beranjak keluar menutup pintu sambil berkata “ingat besok pagi gak
boleh mbangkong alias bangun siang ya, pagi-pagi sudah harus bangun.”
Sambil tersenyum semangat
aku berkata “hehe siap buk, aku pasti bangun paggiiii…………!!!!!” kataku, ibuk
tersenyum lagi, dan pergi dengan menutup pintu kamarku. Pagi-pagi jam 05.00
suasana kamar masih tampak dingin ku rasakan. Barusan terdengar suara kumandang
adzan subuh dan suara ayam berkokok di pagi hari. Itu waktu tandanya aku harus
bergegas bangun, ingat-ingat pesan ibuk tadi malam sebelum aku tidur. Hari ini
hari Sabtu, tentunya aku sangat bersemangat karena besuk hari minggu, hari
mainnya anak sekolah. Ayah kemudian mengetok pintu kamarku, “ayo-ayo
bangun-bangun hari sudah pagi, lekas beresin kamarnya sana”, suara ayah yang
terdengar dari luar kamar. Ternyata ayahku sudah membangunkanku sambil mengetok
pintuku dari luar. Setelah kamar ku bersihkan dan sudah rapi peralatan
sekolahku pun aku persiapkan, terutama tas dan alat tulis ku tadi malam sehabis
belajar. Semuanya aku cek satu-satu, buku, pensil, penghapus aku masukan semua
ke dalam tas sekolahku.
Jam sudah menunjukan jam 6
pagi, sinar matahari sudah mulai nampak dari bilik jendela kamarku, aku
bergegas ke belakang dan mengambil handuk lalu mandi. Tak lama berselag pun
terdengar suara ibuk dari kejauhan yang nampak masih di depan rumah “nak ayo
cepat ambil handukmu, lekas mandi sana waktumu ke sekolah”. Aku pun kemudian
berlari lagi ke depan menemui ibuk “ iya ibuk ini aku udah ambil handuk sudah
mau mandi kok” sambil menunjukan handuk yang aku pegang kepada ibukku. “Iya
sudah sana mandi, lekas mandi sarapan dulu, nanti ibuk gorengin kamu telor
dadar”. Aku pun cepat pergi ke belakang kemudian mandi. Selesai mandi ku ke
kamar, pakai seragam sekolah, sisir rambut biar rapi, ku lihat kembali
peralatan sekolahku, sudah selesai, lalu tas aku pakai di belakang dan siap
berangkat sekolah.
Lekas ku menuju meja makan,
yang benar saja tampak ku lirik di meja makan sudah ada telor dadar dan nasi putih
yang sudah disiapkan oleh ibuk. “Heemmmmmmm” ku hirup aroma sarapan pagiku
sungguh menggoda. Ibukku memang baik sekali, setiap pagi selalu menyempatkan
menyiapkan sarapan pagi untukku di sela-sela kesibukannya, meskipun hanya nasi
putih dan telor dadar, aku selalu bersyukur, dan berterima kasih pada ibu. “Ayo
cepat di makan sarapan paginya” nanti terlambat”. Benar ku melihat jam di
dinding sudah menunjukan jam setengah tujuh pagi, lekas ku melahap sarapan
pagiku. Beberapa menit kemudian sarapanku sudah habis, ku mencari ibuk ke
depan, yang nampak bersih-bersih rumah, ibuk sarapanku sudah habis, aku mau
berangkat ke sekolah ini. Aku menghampiri ibu dan berpamitan berangkat ke
sekolah. Tak lupa sambil ku berpamitan dengan ibuk diselipkan uang saku sekolah
ke saku bajuku, aahhh ibuk ini baik sekali, hehehehe……………!!!!!!.
Aku semakin gembira dan
semangat bersekolah pagi itu. Ohh ternyata ayah sudah diluar menungguku, mau
nganter ke sekolah, aku tampaknya tak ingin di antar, pengin jalan kaki dan
berangkat bersama teman-temanku ke sekolah. “aku berangkat sekolah jalan kaki
saja yah, aku bareng-bareng sama teman-temanku. “oohh begitu” sahut ayah. “Iya,
jalan kaki aja”, jawabku pada ayah. “Yasudah, hati-hati di jalan, sepulang
sekolah langsung ke rumah, jangan kemana-mana” pesan ayah kepadaku. Ya karena
kemarin sepulang sekolah aku tak langsung kerumah, aku main kelereng bersama
teman-temanku. “hehehehe………” sambil
tertawa ku menjawabnya. Aku pun bergegas berangkat ke sekolah dan bertemu
dengan semua teman-temanku di sekolah. Yaa beginilah semua anak tampak riang
dan bergembira, berangkat sekolah dan bertemu dengan teman main yang sebaya. Seumuran
kami anak-anak SD ini, apa yang sih yang
gak seneng kalau lagi berangkat, pulang sekolah dan bermain.
Dan ngomongin yang hal-hal
yang gak pasti, suka mengkhayal ngalor-ngidul, dan selalu ngomongin hal-hal
besar, biar seperti orang gede. Tak lama berselang kami canda di di jalan kami
sampai di sekolah kami SDN1 Panggul. Ya sekolah kami lumayan gak jauh dari
rumah, jadi cukup santai bila di tempuh dari rumah kami masing-masing. Jam 7
pagi tepat kami sudah berada di sekolah, masuk ke dalam kelas dan duduk di
bangku masing-masing siap mengikuti pelajaran. Lama sekali kami mengikuti
pelajaran di sekolah, ya sudah siang dan kami mulai mengantuk. Akhirnya itu
yang ditunggu-tunggu semua anak-anak disekolah, “tiiinngggg ttiinnnggg
ttiinngggg” be tanda pulang sekolah sudah berbunyi sebanyak enam kali. “Hooreeeeee”
kami satu kelas berteriak kegirangan mendengarkan bel itu. Ngantuk pun ilang
dan kami bersemangat, yaa… semangat untuk pulang kerumah masing-masing, hehehe.
Setelah berdoa untuk pulang, kami keluar kelas dan berhamburan pulang kerumah
masing-masing, akupun bergegas untuk pulang, ingat pesan ayah tadi pagi,
sepulang sekolah gak boleh main dulu, harus pulang kerumah. Jalanan setapak
menuju pulang kerumah pun aku lalui, paanas hari ini cukup terik sekali,
semakin membuat ku bergegas mempercepat langkah kaki agar sampai dirumah.
Sesampainya ku dirumah,
keadaan semacam tampak sepi, ku cari-cari ayah dan ibuk kelihatannya tak
kunjung juga ketemu, lalu kupanggil mereka berdua dengan keras “bbuukkkkk,
yyaahhhhh. Aku pulang”. “heemmm,,,,,,!!!!! Pintaku sambil mngernyitkan dahi,
dan berfikir kemana mereka berdua ini yaa. Ahhh pikirku mereka pesti sedang
keluar, aku langsung mengganti pakaian sekolahku, kucopot sepatu lalu
kuletakkan di tempatnya. Ternyata suara perutku terdengar, pertanda mesti di
isi tenaga, langsung ku berlari ke meja makan, pasti ibuk ku saying sudah
menyiapkan makan siang untuk ku sepulang sekolah ini. Yang benar saja, ada
sayur asamdan tempe goring yang masih hangat, ini pertanda bapak dan ibuk masih
belum lama pergi keluar rumah. Ku ambil piring tuangkan nasi, langsung saja ku
lahap hidangan makan siangku,. Aahh kenyang sekali makan siang ku hari ini,
harus bersyukur dan berterima kasih kepada ibu. Hehehe setiap saat selalu melakukan
apapun untukku.
Setelah semua beres, aku
kemudian berfikir, dalam bayanganku tentu mereka masih lama bepergiannya,
mungkin kerumah paman, atau sedang ada keperluan. Berjalan ku menuju kamarku, sendirian dirumah itu rasanya
sungguh sepi, tidur deh ku akhirnya, ya sambil menunggu mereka pulang sampai
rumah. Tak lama kemudian, satu sampai dua jam ku tertidur di kamar, ada yang
mencoba membangunkanku dengan mengetuk pintu kamar. “Heyyy ayo bangun bangun,
ini ayah sama ibuk sudah pulang”. Hheemmm…………!!!!! Itu tadi ternyata suara ibuk
sama ayah, dan mereka sudah pulang ternyata, senangnya hatiku. Mereka tampak
membawa oleh-oleh buah-buahan, tampak buah semangka yang bullet dan gede, tanpa
basa-basi langsung saja ku kupas buah itu. “Ambil pisau sama piring dulu di
dapur, biar gak kotor nanti”. Ku ambil keduanya lalu ku belah. Ku iris-iris
menjadi beberapa bagian, ku sajikan dulu sama ayah dan ibuk, mereka pasti
capek, ku juga memakan buah semangka itu, yaa dengan mereka di ruang tamu.
Suasana yang sangat nyaman
bagiku waktu itu, kelas 4 SD dengan penuh rasa kasih saying dari kedua orang
tuaku, mereka seakan berbuat hanya untukku, tanpa tersadar aku pun mulai
menyadari bahwa hanya aku di dunia ini yang mereka miliki.
Sekarang aku sudah gede sudah
hamper 25 tahun umurku. Tentu sudah banyak hal yang aku lewati tentang dunia
dan sekitarku. Sekarang ayah dan ibukku tampak semakin lelah, ini tugasku untuk
mulai berkarya dan berkeringat, entah apa hasil dan upaya yang aku lakukan itu
ku lakukan untuk mereka.
0 komentar:
Posting Komentar